Minggu, 27 November 2011

Ahlul Bait adalah keturunan Sayidatina Fatimah

Ada banyak hadis yang menjelaskan bahwa ahlul bait adalah keturunan Sayidatina Fatimah. Hadis-hadis ini mudah didapat dari berbagai sumber. Berikut ini beberapa hadis tersebut:

Sumber: https://www.facebook.com/topic.php?uid=89898810391&topic=15030

at-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadis daripada Ummul Mukminin Ummu Salamah r.a mengenai kisah turunnya surah Ahzab 33:

“Ayat ini (surah al-Ahzab: 33) turun di rumahku. Ketika itu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain sedang berkumpul. Rasulullah menyelimuti mereka dengan sehelai kain kisa’ (jenis pakaian yang sangat longgar) lalu bersabda, “Ya Allah, mereka inilah ahlul baitku. Hilangkanlah kotoran (dosa) daripada mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.” 

Hadis ini juga diriwayatkan melalui pelbagai sanad dengan matan yang sedikit berbeda namun serupa maksudnya.

Dari hadis tersebut, jelaslah bahwa Ahlul Bait dalam ayat tersebut adalah terdiri daripada sayidina Ali ra, Sayidatina Fatimah ra, Sayidina Hasan ra dan Sayidina Husain ra, dan tentu saja termasuklah Rasulullah saw sendiri. 

Kemudian keturunan baginda Nabi saw adalah bernasab kepada sayidina Hasan dan Husain ra, karena hanya dari mereka berdualah keturunan Rasulullah saw ada hingga hari ini.

Salah satu keistimewaan sayidatina Fatimah az Zahra adalah dari keterangan Rasulullah SAW, bahwa anak-anak Fatimah r.a itu bernasab kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda ; Artinya :

“Semua bani Untsa (Manusia) mempunyai ikatan keturunan ke ayahnya, kecuali anak-anak Fatimah, maka kepada akulah(Rasulullah SAW) bersambung ikatan keturunan mereka dan akulah ayah-ayah mereka.” (H.R. Tabrani).

Imam Suyuti dalam kitab “Aljamik As Shohir” Juz 2 halaman 92. Menerangkan, bahwa Rasulullah pernah bersabda : Artinya : “Semua Bani Adam (Manusia) mempunyai ikatan keturunan dari ayah kecuali anak-anak Fatimah, maka akulah ayah mereka dan akulah Asobah mereka (Ikatan keturunan mereka).” (H.R. At-Tabrani dan Abu Ya’la).

Dalam tafsir Al-Manar Syekh Muhammad Abduh mengutip sabda Rasulullah SAW : Artinya : “Semua anak adam (Manusia) bernasab (ikatan keturunan) keayahnya kecuali anak-anak Fatimah, maka akulah(Rasulullah SAW) ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka". 

Rasulullah saw bersabda : Artinya : “Ketahuilah, sesungguhnya perumpamaan Ahlul Bait ku di antara kaliah adalah seperti kapal Nuh diantara kaumnya. Barang siapa menaikinya ia pun selamat dan siapa pun tertinggal olehnya ia pun tenggelam” (H.R. Muslim)

Selain itu, jika anda percaya hari Kiyamat, maka banyak disebutkan bahwa sebelum kiyamat akan muncul Imam Mahdi. Ini banyak disebut di dalam hadits. Siapakah imam Mahdi yang akan membela kaum muslim itu?

Dari Said bin al-Musayyab RH, dia berkata, “Kami berada bersama-sama dengan Ummu Salamah RA, lalu kami saling menyebut-nyebut al-Mahdi, maka dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Al-Mahdi adalah dari anak keturunan Fatimah.” (Ibnu Majah)

Ummu Salamah RA, Ummul Mukminin, menceritakan bahawa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Al-Mahdi adalah dari keturunanku, dari anak cucu Fatimah.” (Abu Daud & Ibnu Majah)

Dari Imran bin al-Husain RA katanya, Rasulullah SAW bersabda kepada anaknya Fatimah RA, “Khabarkanlah berita gembira, bahawa al-Mahdi itu adalah dari (keturunan) kamu.” (Ibnu Asakir)

Jadi kesimpulannya, keturunan baginda Nabi saw itu exist sampai sekarang bahkan sampai menjelang Kiyamat kelak. Dan mereka itu adalah dari jalur/nasab Sayidatina Fatimah dan Ali ra, Hasan ra, dan Husain ra.

Tokoh Liberal: Mun'im A. Sirry


Beberapa waktu lalu ada yang berkomentar di blog saya bahwa ada penelitian yang menyatakan bahwa orang yang mengaku habib/sayid itu kebanyakan bukan benar-benar keturunan Nabi. Saya sendiri belum membaca papernya, namun cuma dapat informasi bahwa pengarangnya adalah "Mun'im A Sirry". Saya cek tentang orang ini, ternyata dia adalah tokoh liberal. Berikut ini keterangan tentang pengarang tersebut:

Sumber: http://vuax.blogspot.com/2011/06/membuka-kedok-tokoh-tokoh-liberal-dalam.html

Mun'im A. Sirry, Dia adalah peneliti pada Yayasan Wakaf Paramadina. Ia pernah nyantri di Pondok Pesantren TMI al-Amien Prenduan Sumenep Madura (1983-1990) di bawah asuhan KH. Moh. Idris Jauhari. Ia menyelesaikan S1 dan S2 pada Faculty of Saria'a and Law International Islamic Univercity, Islamabad, Pakistan (1990-1996) dan menerima beasiswa Fullbright untuk melanjutkan studinya ke Amerika Serikat. Beberapa karya tulisnya adalah Membendung Militansi Agama (Jakarta: Penerbit Erlangga, September 2003), Dilema Islam Dilema Demokrasi: Pengalaman Baru Muslim dalam Transisi Indonesia (Jakarta: Gugus Media, Mei 2002), Sejarah Fiqih Islam: Sebuah Pengantar (Jakarta: Risalah Gusti, Juli 1995) ci-author Mutiara Terpendam: Perempuan Dalam Literatur Islam Klasik (Jakarta: Gramedia, 2002), Melawan Hegemoni Barat (Jakarta: Penerbit Lentera, 1999), editor dan penerjemah buku Islam Liberalisme Demokrasi (Jakarta: Paramadina, 2002). Menerjemahkan beberapa buku antara lain Islam Ditelanjangi.
"Prestasi" Mun'im dalam mengembangkan paham pluralisme di tanah air terukir dengan dikeluarkannya buku berjudul Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif- Pluralis yang diterbitkan Yayasan Wakaf Paramadina bekerja sama dengan The Asia Foundation pada 2003. Buku ini cukup menghebohkan dan menuai banyak kritikan. Berbagai debat, diskusi, dan seminar diadakan membahas buku tersebut. Bahkan ada beberapa buku terbit khusus men-counter keberadaan buku tersebut. Walhasil, hanya dalam waktu 1,5 tahun buku Fiqih Lintas Agama sudah naik cetak sampai 7 kali cetak.
Buku tersebut ditulis bareng-bareng oleh sebuah tim yang terdiri dari Zainun Kamal, Nurcholish Majid, Masdar F. Mas'udi, Komaruddin Hidayat, Budhy Munawar-Rahman, Kautsar Azhari Noer, Zuhairi Misrawi, dan Ahmad Gaus AF. Dalam kata pengantarnya Mun'im menyatakan maksud dikeluarkannya buku tersebut.
"Sejauh yang kita amati, Fiqih klasik cenderung mengedepankan sudut pandang antagonistik bahkan penolakan terhadap komunitas agama lain. Banyak konsep Fiqih menempatkan penganut agama lain lebih rendah ketimbang umat Islam sehingga berimplikasi meng-exlude atau mendiskreditkan mereka. Buku ini lahir dari keprihatinan itu sembari bermaksud membuka lanskal keberagamaan yang lebih jauh terbuka dan toleran." (kata pengantar editor, hal. X)
Buku tersebut terdiri dari empat bagian. Bagian pertama tentang Pijakan Keislaman bagi Fiqih Lintas Agama (berisi Ajakan Titik Temu Antar Agama, Semua Agama adalah Kepasrahan kepada Tuhan, Konsep Ahli Kitab, Kesamaan Agama), bagian kedua tentang Fiqih yang Peka Keragaman Ritual Meneguhkan Inklusivisme Islam (berisi Mengucapkan Salam Kepada Non Muslim, Mengucapkan Selamat Natal dan Hari Raya Agama Lain, Menghadiri Perayaan Hari Besar Agama Lain, Do'a Bersama dan Mengijinkan Non Muslim Masuk Masjid), bagian ketiga tentang Menerima Agama Lain Membangun Sinergi Agama-Agama (berisi Fiqih Teosentris, Konsep Ahlu Dzimmah, Konsep Jizyah, Kawin Beda Agama, Waris Beda Agama, Budaya Menerima yang Lain) dan bagian terakhir tentang Meretas Kerjasama Lintas Agama (berisi Bentuk-bentuk Dialog Agama dan Bentuk-bentuk Kerjasama).
Dalam buku tersebut, tanggapan paling banyak adalah soal nikah beda agama. Dikatakan di dalam buku tersebut, "Soal pernikahan laki-laki non-Muslim dengan wanita Muslim merupakan wilayah ijtihadi dan terikat dengan konteks tertentu, diantaranya konteks dakwah Islam pada saat itu. Yang mana jumlah umat Islam tidak sebesar saat ini, sehingga pernikahan antar agama merupakan sesuatu yang terlarang. Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir atas proses ijtihad, maka amat dimungkinkan bila dicetuskan pendapat baru, bahwa wanita Muslim boleh menikah dengan laki-laki non-Muslim atau pernikahan beda agama secara lebih luas amat diperbolehkan, apa pun agama dan aliran kepercayaannya." (hal. 164)
Penutup
Kalau melihat apa yang pernah dikerjakannya, nampaknya memang betul-betul liberal.

Sabtu, 26 November 2011

Ziarah Kubur

Sumber: http://mubas.wen.ru/aqidah/09_Ziarah_Kubur.txt

ZIARAH KUBUR

Ziarah kubur adalah mendatangi kuburan dengan tujuan untuk mendoakan ahli kubur dan sebagai pelajaran (ibrah) bagi peziarah bahwa tidak lama lagi juga akan menyusul menghuni kuburan sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.

Ketahuilah berdoa di kuburan pun adalah sunnah Rasulullah saw, beliau saw bersalam dan berdoa di Pekuburan Baqi , dan berkali kali beliau saw melakukannya, demikian diriwayatkan dalam shahihain Bukhari dan Muslim, dan beliau saw bersabda : "Dulu aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, maka sekarang ziarahlah". (Shahih Muslim hadits no.977 dan 1977)

Dan Rasulullah saw memerintahkan kita untuk mengucapkan salam untuk ahli kubur dengan ucapan "Assalaamu alaikum Ahladdiyaar minalmu minin walmuslimin, wa Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As alullah lana wa lakumul aafiah.." (Salam sejahtera atas kalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang Allah atas yang terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian) (Shahih Muslim hadits no 974, 975, 976). Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw bersalam pada Ahli Kubur dan mengajak mereka berbincang-bincang dengan  ucapan "Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian".

Rasul saw berbicara kepada yang mati sebagaimana selepas perang Badr, Rasul saw mengunjungi mayat mayat orang kafir, lalu Rasulullah saw berkata : "wahai Abu Jahal bin Hisyam, wahai Umayyah bin Khalf, wahai  Utbah bin Rabi , wahai syaibah bin rabi ah, bukankah kalian telah dapatkan apa yang dijanjikan Allah pada kalian..!, sungguh aku telah menemukan janji tuhanku benar..!", maka berkatalah Umar bin Khattab ra : "wahai rasulullah.., kau berbicara pada bangkai, dan bagaimana mereka mendengar ucapanmu", Rasul saw menjawab : "Demi (Allah) Yang diriku dalam genggamannya, engkau tak lebih mendengar dari mereka (engkau dan mereka sama sama mendengarku), akan tetapi mereka tak mampu menjawab" (shahih Muslim hadits no.6498).

Makna ayat : "Sungguh Engkau tak akan didengar oleh yang telah mati".
Berkata Imam Qurtubi dalam tafsirnya makna ayat ini bahwa yang dimaksud orang yang telah mati adalah orang kafir yang telah mati hatinya dengan kekufuran, dan Imam Qurtubi menukil hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasul saw berbicara dengan orang mati dari kafir Quraisy yang terbunuh di perang Badr. (Tafsir Qurtubi Juz 13 hal 232).

Berkata Imam Attabari rahimahullah dalam tafsirnya bahwa makna ayat itu : bahwa engkaua wahai Muhammad tak akan bisa memberikan kefahaman kepada orang yang telah dikunci Allah untuk tak memahami (Tafsir Imam Attabari Juz 20 hal 12, Juz 21 hal 55, )

Berkata Imam Ibn katsir rahimahullah dalam tafsirnya : "walaupun ada perbedaan pendapat tentang makna ucapan Rasul saw pada mayat mayat orang kafir pada peristiwa Badr, namun yang paling shahih diantara pendapat para ulama adalah riwayat Abdullah bin Umar ra dari riwayat riwayat shahih yang masyhur dengan berbagai riwayat, diantaranya riwayat yang paling masyhur adalah riwayat Ibn Abdilbarr yang menshahihkan riwayat ini dari Ibn Abbas ra dengan riwayat Marfu  bahwa : "tiadalah seseorang berziarah ke makam saudara muslimnya didunia, terkecuali Allah datangkan ruhnya hingga menjawab salamnya", dan hal ini dikuatkan dengan dalil shahih (riwayat shahihain) bahwa Rasul saw memerintahkan mengucapkan salam pada ahlilkubur, dan salam hanyalah diucapkan pada yang hidup, dan salam hanya diucapkan pada yang hidup dan berakal dan mendengar, maka kalau bukan karena riwayat ini maka mereka (ahlil kubur) adalah sama dengan batu dan benda mati lainnya. Dan para salaf bersatu dalam satu pendapat tanpa ikhtilaf akan hal ini, dan telah muncul riwayat yang mutawatir (riwayat yang sangat banyak) dari mereka, bahwa Mayyit bergembira dengan kedatangan orang yang hidup ke kuburnya". Selesai ucapan Imam Ibn Katsir (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 3 hal 439).

Rasul saw bertanya2 tentang seorang wanita yang biasa berkhidmat di masjid, berkata para sahabat bahwa ia telah wafat, maka rasul saw bertanya : "mengapa kalian tak mengabarkan padaku, tunjukkan padaku kuburnya" seraya datang ke kuburnya dan menyolatkannya, lalu beliau saw bersabda : "Pemakaman ini penuh dengan kegelapan (siksaan), lalu Allah menerangi pekuburan ini dengan shalatku pada mereka" (shahih Muslim hadits no.956)

Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di Madinah maka ia segera masuk masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap : Assalamualaika Yaa Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya Abataah (wahai ayahku)". (Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.10051)

Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra berdiri di kubur Nabi saw dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa, lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra" (Sunan Imam Baihaqiy ALkubra hadits no.10052). Sabda Rasulullah saw : Barangsiapa yang pergi haji, lalu menziarahi kuburku setelah aku wafat, maka sama saja dengan mengunjungiku saat aku hidup (Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits no.10054).

Dan masih banyak lagi kejelasan dan memang tak pernah ada yang mengingkari ziarah kubur sejak Zaman Rasul saw hingga kini selama 14 abad (seribu empat ratus tahun lebih semua muslimin berziarah kubur, berdoa, bertawassul, bersalam dll tanpa ada yang mengharamkannya apalagi mengatakan musyrik kepada yang berziarah, hanya kini saja muncul dari kejahilan dan kerendahan pemahaman atas syariah, munculnya pengingkaran atas hal hal mulia ini yang hanya akan menipu orang awam, karena hujjah hujjah mereka Batil dan lemah.

Dan mengenai berdoa dikuburan sungguh hal ini adalah perbuatan sahabat radhiyallahu anhu sebagaimana riwayat diatas bahwa Ibn Umar ra berdoa dimakam Rasul saw, dan memang seluruh permukaan Bumi adalah milik Allah swt, boleh berdoa kepada Allah dimanapun, bahkan di toilet sekalipun boleh berdoa, lalu dimanakah dalilnya yang mengharamkan doa di kuburan, sungguh yang mengharamkan doa dikuburan adalah orang yang dangkal pemahamannya, karena doa boleh saja diseluruh muka bumi ini tanpa kecuali.

Walillahittaufiq

Kamis, 24 November 2011

Penjelasan Mengenai Penciptaan Nabi Adam

Sumber: http://kawansejati.ee.itb.ac.id/penjelasan-penciptaan-nabi-adam

Berikut ini beberapa ayat Al Quran yang menjelaskan mengenai penciptaan Adam a.s.

Al Baqarah

  • 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Al Baqarah 30]
  • 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" [Al Baqarah 31
  • 32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana [Al Baqarah 32]
  • 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" [Al Baqarah 33
  • 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.  [Al Baqarah 34]
  • 35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. [Al Baqarah 35
  • 36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." [Al Baqarah 36
  • 37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al Baqarah 37
  • 38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." [Al Baqarah 38
  • 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [Al Baqarah 39

Ali Imran

  • 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.  [Ali Imran 59]

An Nisa

  • 1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [An Nisaa 1

Al Hujuraat

  • 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al Hujuraat 13]

Al A'raf

  • 189. Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur." [Al A'raf 189
  • 11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. [Al A'raf 11
  • 12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."  [Al A'raf 12] 
  • 13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." [Al A'raf 13] 
  • 14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan."  [Al A'raf 14] 
  • 15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."  [Al A'raf 15] 
  • 16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,  [Al A'raf 16] 
  • 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).  [Al A'raf 17] 
  • 18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya." [Al A'raf 18] 

  • 19. (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."  [Al A'raf 19] 
  • 20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)." [Al A'raf 20] 
  • 21. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",  [Al A'raf 21] 
  • 22. maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"  [Al A'raf 22] 
  • 23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.  [Al A'raf 23] 
  • 24. Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan."  [Al A'raf 24] 
  • 25. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.  [Al A'raf 25] 

Thaaha

  • 55. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,  [Thaaha 55]

Al Hijr

  • 26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. [Al Hijr 26
  • 27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. 
  • 28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk
  • 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796]
  • 30. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, 
  • 31. kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu. 
  • 32. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"

  • 33. Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" 
  • 34. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, 
  • 35. dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." 
  • 36. Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan[797]
  • 37. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, 
  • 38. sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan[798]
  • 39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, 
  • 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[799] di antara mereka." 
  • 41. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya)[800]
  • 42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. 
  • 43. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. 
  • 44. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. 

Al Isra'

  • 61. Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" [Al Isra 61]
  • 62. Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil."

  • 63. Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. 
  • 64. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka[861]
  • 65. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga." 

Al Kahfi

  • 50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.  [Al Kahfi 50]

Thaaha

  • 115. Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan[947] kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.  [Thaaha 115]
  • 116. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.
  • 117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
  • 118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, 
  • 119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya." 
  • 120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi[948] dan kerajaan yang tidak akan binasa?" 
  • 121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia[949]
  • 122. Kemudian Tuhannya memilihnya[950] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. 
  • 123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. 
  • 124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." 
  • 125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" 
  • 126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan." 

Shaad

  • 67. Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar,  [Shaad 67]
  • 68. yang kamu berpaling daripadanya. 
  • 69. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala'ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. 
  • 70. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata." 
  • 71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." 
  • 72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." 
  • 73. Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, 
  • 74. kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. 
  • 75. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?." 
  • 76. Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." 
  • 77. Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,

  • 78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." 
  • 79. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan." 
  • 80. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, 
  • 81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." 
  • 82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 
  • 83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka[1304]
  • 84. Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan." 
  • 85. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. 
  • 86. Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. 
  • 87. Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. 
  • 88. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi[1305].

Daftar ini diambil dari buku "Kisah Para Nabi" karangan Ibnu Katsir

Jumat, 11 November 2011

Amalan wanita yang pertama masuk surga


Tulisan cukup detail tentang wanita pertama yang masuk surga. Tulisan ini ada beberapa versi, namun bagian yang ada 'nafsu syahwat' biasanya di versi lain tidak ada :). Ini contoh versi lain yang lebih pendek.

=waskita=

Sumber http://warkahilmu.blogspot.com/2011/04/siapa-muthiah.html

==========================================

Siapakah sebenarnya wanita yang pertama akan masuk syurga sebelum Fatimah binti Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam?

Dalam sebuah hadis menceritakan, antara kegemaran Rasulullah adalah suka bergurau yang sopan untuk memberi pengajaran. Suatu hari ketika Rasulullah sedang melayani puteri kesayangannya, Fatimah, baginda bersabda, “Wahai anakandaku! Ketahuilah olehmu bahwa ada seorang perempuan kebanyakan akan masuk syurga terlebih dahulu daripadamu.”

Mendengar kata-kata ayahandanya, serta merta berubahlah air muka Fatimah. Bertanya dia kepada baginda sambil menangis, “Siapakah perempuan itu wahai ayahanda, bagaimana keadaannya dan bagaimana pula amal ibadatnya sehingga dia terlebih dahulu masuk syurga daripada anakanda? Khabarkanlah di mana dia sekarang, anakanda mau jumpa dia.”

Lalu Rasulullah menjelaskan, “Dia adalah seorang wanita yang miskin, tinggal di sebuah kampung kawasan pedalaman dekat Jabal Uhud, kira-kira 3 mil dari Kota Madinah. Nama Perempuan itu ialah Muthi'ah.”

Tanpa membuang waktu, setelah mendapat keizinan ayahandanya, Fatimah pun keluar mencari perempuan yang dikatakan oleh Rasulullah itu.

Setelah bertanya kepada penduduk setempat, banyak yang tidak tahu dan mengenali perempuan bernama Muthi'ah ini. Dia bukan perempuan yang terkenal. Masing-masing mengatakan tidak pernah mendengar dan tidak mengetahui hal perempuan ini.

Setelah berbagai usaha mencarinya, dengan izin Allah, akhirnya berjumpalah Fatimah dengan rumah perempuan yang dimaksudkan itu. Rumah Muthi'ah berada di kawasan pedalaman, jauh daripada orang. Mungkin sebab itulah susah mencarinya.

Setelah memberi salam dan beberapa kali mengetuk pintu, hanya suara saja kedengaran menjawab salam dari dalam sedangkan orangnya belum juga muncul. Setelah agak lama Fatimah menunggu, penghuni rumah itu pun menjenguk di jendela, sambil bertanya siapakah gerangan di luar dan apakah hajat kedatangannya. Dia tidak mempersilakan tetamunya itu masuk. Mereka hanya bercakap melalui jendela saja.

Fatimah memperkenalkan dirinya: “Saya Fatimah binti Rasulullah, datang kemari karena hendak berjumpa dan berkenalan dengan kamu.”

Mendengar tetamu yang datang itu ialah anakanda Rasulullah, maka perempuan itu menjawab: “Terima kasih karena datang ke rumah saya, tetapi saya tidak dapat mengizinkan kamu masuk karena suami saya tidak ada di rumah. Nanti saya minta izin dulu apabila dia balik dari bekerja. Silakan datang esok hari sajalah.”

Dengan langkah yang amat berat, Fatimah pulang dengan perasaan yang sangat hampa karena tidak dapat berbincang panjang dan mengorek  rahasia amalannya.

Keesokannya, Fatimah datang lagi bersama-sama anaknya, Hasan. Segera setelah sampai dia memberi salam dan perempuan itu pun terus membuka pintu karena dia sudah mengetahui tetamu yang datang itu ialah Fatimah.

Apabila hendak mempersilakan masuk, tiba-tiba dia terlihat ada seorang anak kecil bersama-sama Fatimah lalu dia bertanya: “Fatimah, ini siapa?”

"Anak saya, Hasan,” sahut Fatimah.

Perempuan itu berkata, “Saya bersedih karena saya belum minta izin dari suami saya. Yang diizinkan hanyalah Fatimah seorang. Oleh itu saya perlu minta izin dahulu dari suami lagi. Silalah datang esok hari saja.”

Fatimah jadi serba salah. Akhirnya setelah berfikir panjang lebar, dia pun ambil keputusan untuk balik.

Keesokan harinya, Fatimah datang pula dengan membawa kedua-dua anaknya iaitu Hasan dan Husin. Setelah memberi salam, mereka segera disambut oleh penghuni rumah itu.

“Fatimah dengan Hasankah?” Tanya perempuan itu minta kepastian.

Jawab Fatimah, “Kami datang bertiga karena anak saya yang satu ini (Husin) mau ikut juga.”

“Fatimah, saya rasa bersedih lagi karena anak yang satu ini (Husin) belum saya minta izin dari suami saya. Silakan datang esok hari,” tegas perempuan itu.

Mendengarkan kata-kata itu, Fatimah tersipu-sipu menyahut, “Baiklah kalau begitu esok saya datang lagi kemari.”

Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, hatinya berkata-kata : “Perempuan ini takut benar akan suaminya, sehingga perkara yang sekecil begini pun dia tidak berani melakukannya. Jika dia benarkan aku masuk, takkanlah suaminya marah. Tak usahlah pandang aku ini siapa, anak siapa dan dua budak ini cucu siapa, pandanglah (hormatilah) aku ini sebagai tetamu yang datang dari jauh saja sudahlah,” bisik hatinya, kesal.

Dalam pada itu, sebaik-baik sahaja suaminya pulang, perempuan itu pun memberitahu tentang budak yang satu lagi ini. Suaminya terkejut dan hairan, “Kenapa engkau ragu sekali? Bukankah Fatimah itu puteri Rasulullahdan dua orang anaknya itu adalah cucu baginda? Lebih daripada itu pun engkau pantas benarkan karena keselamatan kita berdua kelak bergantung kepada keredhaan Rasulullah. Jangan sekali-kali engkau buat seperti itu lagi. Jika mereka datang lagi ke mari dengan membawa apa pun dan siapa pun, terimalah dengan baik, dan engkau hormatilah mereka semua sebagaimana yang pantas bagi darjat mereka.”

Sahut perempuan itu, “Baiklah, tetapi ampunkanlah kesalahan saya karena saya mengerti bahawa apa yang saya tahu, keselamatan diri saya juga bergantung pada keredhaan suamiku. Oleh itu, saya tidak berani membuat perkara yang akan membawa kemarahan atau menyakiti hati suamiku.”

“Terima kasih,” sahut suaminya. “Tapi takkanlah pula sampai engkau tidak menerima tetamu perempuan melainkan dengan izin aku, karena menghormati tetamu perempuan itu wajib pada adat dan agama kita.”

Pada hari berikutnya, Sayyidatuna Fatimah pun datang seperti yang dijanjikan dengan membawa dua orang puteranya itu. Setelah dijemput masuk dan dijamu dengan sedikit buah kurma dan air, mereka pun berkenalanlah serta memulakan perbincangan.

Pertanyaan Fatimah banyak berkisar mengenai rahasia amal ibadat yang menjadi penyebab Muthi'ah menjadi wanita pertama masuk syurga menurut ayahandanya. Setelah memperkenalkan dirinya, Muthi'ah menjawab semua pertanyaan Fatimah dengan ikhlas.

Katanya, “Tingkah laku saya biasa saja, tidak ada yang istimewa, amal ibadat pun biasa saja, malah Rasulullah lebih mengetahui akan segalanya. Saya hanya menuruti apa yang dianjurkan oleh baginda dalam hal kewajiban saya sebagai isteri. Antaranya:
1. Saya tidak boleh meninggalkan rumah jika suami saya keluar bekerja.
2. Saya tidak boleh menerima tamu (terutama lelaki) jika tiada keizinan suami.
3. Saya tidak akan berkeluh-kesah jika suami tidak mempunyai harta.
4. Saya berusaha agar suami saya senang dan cinta kepada saya.
5. Saya tidak cepat-cepat cemburu.
6. Saling mengerti dan menghargai antara kami berdua.

Soal berhias dan berdandan, menurut Mith'iah, dia hanya mengutamakan kecantikannya untuk suami, bukan untuk ditonton dan diperagakan kepada orang lain.

Sebagian riwayat menyatakan, Muth'iah mundar-mandir berjalan ke pintu rumahnya sambil memandang ke jalan seolah-olah sedang menantikan seseorang. Dia seolah-olah tidak begitu mempedulikan Fatimah.

Di tangannya terdapat tongkat dan sebuah wadah berisi air, manakala tangan sebelah lagi mengangkat ujung kainnya sehingga menampakkan betis dan sedikit bahagian pahanya. Wajahnya manis dengan senyuman.

Melihat keadaan Muth'iah yang agak aneh, Fatimah merasa gelisah karena dia rasa tidak dipedulikan. Fatimah bertanya: “Mengapa begini?”

Sahut Muth'iah: “Fatimah, harap maafkan saya karena saya sedang menantikan suami saya pulang.”

“Mengapa ada wadah air itu?” Tanya Sayyidatuna Fatimah. Jawab Muthi'ah jujur: “Kiranya suami saya dahaga pada ketika dia balik dari kerja, saya akan segera memberikan air ini kepadanya supaya tidak terlambat. Jika terlambat nanti dia akan marah kepada saya.”

Fatimah bertanya lagi: “Mengapa dengan rotan ini?” Jawab Muthi'ah, “Jika suami saya marah atau kurang layanan dari saya, mudahlah dia memukul saya dengan rotan ini.”

Kemudian Fatimah bertanya, “Mengapa diangkat kain sehingga menampakkan paha, bukankah itu tidak elok?” Maka Muthi'ah menjawab, “Jika dia berkehendakkan saya, lalu dia pandang saya begini, tentulah akan menambahkan nafsu syahwatnya dan memudahkan akan maksud hajatnya itu.”

Fatimah termenung lalu berkata dalam hatinya: “Jika beginilah kelakuan dan perangainya terhadap suami, tidak dapatlah aku mengikutnya. Wajarlah menurut ayahanda, dia terlebih dahulu masuk syurga daripada aku. Ternyata benarlah bahawa keselamatan wanita yang telah bersuami itu bergantung kepada ketaatan dan keredhaan suami terhadapnya.”

Fatimah minta diri. Dia terus pulang menghadap ayahandanya dan menceritakan segala yang berlaku.

“Wahai anakandaku, itulah rahasianya mengapa Muthi'ah wanita pertama masuk syurga,” kata baginda kepada Fatimah.

Dalam muram dan seakan-akan merajuk, Fatimah menjawab, “Anakanda tidak dapat meniru perangai dan amalan Muthi'ah.”

Melihat rintihan puterinya itu, Rasululah tersenyum sambil berkata, “Wahai anakandaku, janganlah anakanda susah hati. Perempuan yang anakanda jumpa itu (Muthi'ah) ialah perempuan yang akan memimpin dan memegang tali tunggangan anakanda tatkala anakanda masuk syurga nanti. Jadi dialah yang akan masuk terlebih dahulu daripada anakanda.”

Setelah mendengar penjelasan ayahandanya itu, barulah nampak Fatimah mulai gembira dan tersenyum.

Begitulah ganjaran yang Allah berikan kepada Muthi'ah. Semoga amalan yang dilakukannya itu sedikit sebanyak akan menjadi panduan dan dorongan kepada wanita-wanita terutama bagi mereka yang sudah berumahtangga.

Amalan wanita yang dihargai sama dengan jihad


Penuturan Asma’ binti Yazid, bahwa ia pernah datang kepada Nabi saw., dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah utusan para wanita kepadamu… Sesungguhnya Allah SWT telah mengutusmu kepada laki-laki dan wanita seluruhnya hingga kami mengimanimu dan Tuhanmu. Namun, sungguh kami (kaum wanita) terbatasi dan terkurung oleh dinding-dinding rumah kalian (para suami), memenuhi syahwat kalian, dan mengandung anak-anak kalian. Sesungguhnya kalian, wahai para lelaki, mempunyai kelebihan daripada kami dengan berkumpul dan berjamaah, berkunjung kepada orang sakit, menyaksikan jenazah, menunaikan ibadah haji, dan—yang lebih mulia lagi dari semua itu—jihad di jalan Allah… Lalu adakah kemungkinan bagi kami untuk bisa menyamai kalian dalam kebaikan, wahai Rasulullah?”

Rasulullah saw. lalu menoleh kepada wanita itu seraya bersabda, “Pergilah kepada wanita mana saja dan beritahulah mereka, bahwa kebaikan salah seorang di antara kalian dalam memperlakukan suaminya, mencari keridhaan suaminya dan mengikuti keinginannya adalah mengalahkan semua itu!”

Mendengar sabda Rasul itu, wanita itu pun pergi seraya bersuka-cita (HR al-Baihaqi).

Referensi: http://mutiarahaticenter.blogspot.com/2010/06/muthiah.html

Beberapa hal yang disukai Nabi di dunia

Telah dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya (2/128), An Nasaai dalam "Isyratun-Nisaa"(7/61), dari jalan Sallam Abul Mundzir dari Tsabit dari Anas -rodliallohu anhu-  berkata : "Bersabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam "Telah dijadikan kecintaan kepadaku dari dunia : wanita, wangi-wangian, dan dijadikan penyejuk hatiku di dalam shalat." [Hadits ini hasan]

Bahkan disebutkan dalam Sunan An-Nasaai (6/217) dari hadits Anas -rodliallohu anhu-  berkata : "Tidak ada sesuatu yang paling disenangi Rasulullah '; setelah wanita dari kuda." [ hadits ini terdapat dalam "Al-Jami' Ash-Shahih Mimma Laisa Fis Shahihain" (3/344) karya Syaikh Al-Wadi'i Rahimahullah, dan beliau berkata tentang hadits ini : ini hadits hasan].




Dari Anas ra., Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Di antara duniamu yang dijadikan kecintaanku adalah wewangian dan wanita, dan telah dijadikan penyejuk hatiku di dalam solat.”
[H.R. Ahmad, An-Nasa’i, Hakim dan Al Baihaqi-hadis sahih]

Referensi:

Selasa, 08 November 2011

Ringkasan Pembagian Manusia di Akhirat

Berikut ini adalah pembagian manusia berdasarkan jalur yang akan dialami pada hari akhir nanti. Artikel ini adalah rangkuman dari artikel

Nama Golongan Hisab Neraka Surga
"Bi ghairi hisab" ( golongan yang tidak dikenakan hisab ) - - selamanya
"Ashabul yamin" ( golongan yang menerima suratan di tangan kanan ) ya - selamanya
"Ashabul A'raf" (golongan yang berada diantara syurga dan neraka) ya - selamanya
"Ashabus syimal" (golongan yang menerima suratan di tangan kiri) ya sempat di neraka sesuai dengan dosanya selamanya
Kafir ya tinggal di neraka selamanya -
Munafik ya tinggal di neraka selamanya -

Golongan bi Ghairi Hisab adalah orang-orang yang tidak mengalami hisab di hari akhir. Golongan ini terdiri dari :

  • Para nabi dan rasul
  • Para wali
  • Para syuhada (orang yang mati syahid)
  • Para orang yang sabar
  • Para ahli makrifat

Ashabul yamin adalah orang soleh yang amalannya lebih banyak dari kejahatannya. Golongan ini sempat mengalami hisab dan kemudian masuk ke surga yang kekal abadi.

Ashabul A'raf adalah orang beriman yang amal kebaikan dan kejahatannya itu sama banyak. Mereka akan masuk surga setelah ada penduduk surga yang mau membagi amal kebaikan untuk mereka.

Ashabul Syimal adalah orang mukmin yang jahat / durhaka. Aqidah mereka Islam, namun kejahatan yang mereka buat lebih banyak dari kebaikannya. Golongan ini masuk neraka dulu untuk menebus kejahatannya, baru kemudian dimasukkan ke dalam Surga.

Orang kafir adalah orang-orang yang dari segi aqidah/keyakinan menolak aqidah Islam dan menampakkannya secara terus terang.

Orang munafik adalah orang-orang yang dari keyakinannya menolak aqidah Islam, namun penampilan fisiknya seperti orang Islam biasa.

Amalan paling penting bagi seorang muslim adalah shalat, karena inilah yang paling pertama diperiksa pada waktu hisab. Menurut Imam Syafi'ie, orang yang menyatakan shalat tidak wajib adalah termasuk orang kafir, sedangkan jika ia tidak shalat namun masih menyatakan bahwa shalat itu wajib, masih termasuk mukmin. Namun demikian orang mukmin yang tidak shalat akan susah keluar dari golongan Ashabus syimal.

Orang yang tidak shalat, maka semua amal baiknya tertolak karena shalat ini yang diperiksa paling dulu. Ada juga orang yang penampilannya baik walaupun tidak aqidahnya menolak Islam; orang yang seperti ini Allah saja yang tahu apa akhir hidupnya. Bisa jadi penampilan masih terlihat baik karena belum terkena ujian. Kalau sudah ada ujian baru terlihat mana yang aqidahnya betul, mana munafik, mana yang sesungguhnya kafir.

Orang mukmin adalah orang yang mempunyai keyakinan / aqidah yang tepat dan ditunjang oleh ilmu, bukan sekadar keyakinan ikut-ikutan. Detail dari peringkat-peringkat iman dapat dilihat di [daftar peringkat iman]. Daftar hal-hal dalam akidah yang perlu ada ilmunya dapat dibaca di ringkasan aqidah. Jika aqidah tidak dikuasai ilmu dan pengamalannya, takut-takut di akhirat terjerumus ke Ashabus syimal atau kafir/munafik.

 

 

 

Selasa, 01 November 2011

Umur Umat Islam Dan Pemerintahan Islam

Menurut PBB, penduduk bumi sudah mencapai 7 milyar. Jumlah ini dianggap terlalu banyak, sampai ada orang yang sibuk menganjurkan orang supaya tidak punya anak lagi.

Namun demikian, sebenarnya ada isu lain yang lebih penting bagi umat Islam, yaitu isu "umur umat Islam 1500 tahun", dihitung sejak tahun 622M. Periode 1500 tahun dalam kalender Hijriah kurang lebih sama dengan 1450 tahun dalam kalender Masehi. Jadi kalau ini benar, umat Islam akan ada di muka bumi sampai dengan tahun 622+1450 = 2072M. Hmm, berapa ya penduduk bumi di tahun 2072? Hadis-hadis yang dipakai dan perhitungan yang menghasilkan angka 1500 tahun dapat dibaca di [sini] atau di [sini]. Pada tulisan ini saya ingin meninjau umur umat Islam dari sisi lain, yaitu dari fase pemerintahan Islam di muka bumi.

Dalam Islam, adanya pemerintahan sesuai syariat adalah kewajiban yang sifatnya fardhu kifayah. Pada saat ini di muka bumi sudah lama tidak ada pemerintahan Islam sejak tahun 1924, sehingga orang awam kalau ditanya tentang pemerintah Islam kebanyakan tidak paham. Kekosongan pemerintahan Islam di muka bumi sudah dikabarkan oleh Nabi akhir zaman dalam hadis tentang fase-fase pemerintahan Islam di muka bumi sebagai berikut:

Artinya: “Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu. Kemudian berlakulah Zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan seperti zaman kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya. Lalu berlakulah zaman pemerintahan yang menggigit (Zaman Fitnah). Berlakulah zaman itu sepertimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya. Kemudian berlakulah zaman penindasan dan penzaliman (Zaman Diktator) dan berlakulah zaman itu sepertimana yang Allah kehendaki. Kemudian berlaku pula Zaman Kekhalifahan (Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s.) yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.” (Riwayat Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas, dan hadis-hadis lain serta fakta-fakta sejarah, urutan adanya pemerintahan Islam dapat dituliskan sebagai berikut:

fase pemerintahan islam

Jika kita anggap, misalkan Imam Mahdi memerintah mulai pada tahun 2012, maka beliau akan memerintah sampai dengan tahun 2042/2052. Setelah itu akan dilanjutkan oleh pemerintahan Nabi Isa dan Al Qahtani, yang tidak disebutkan berapa lama. Setelah itu seluruh umat Islam akan dimatikan secara serentak di muka bumi yang berarti adalah akhir umur umat Islam. Setelah itu di muka bumi hanya akan ada orang bukan Islam, dan dunia tinggal menunggu datangnya kiamat. Jika dibandingkan dengan tahun 2072 sebagai akhir umur umat Islam, nampaknya masih berdekatan dengan kajian hadis tentang Imam Mahdi.

Kesimpulan

Jika Imam Mahdi muncul dalam waktu dekat ini, maka kajian tentang umur umat Islam 1500 tahun akan sesuai dengan hadis-hadis tentang fase pemerintahan Islam. Masalahnya sekarang tinggal: kapan Imam Mahdi muncul ?

Referensi