Rabu, 27 Maret 2013

metode pendidikan dalam al qur'an al sunnah

      Peradaban manusia tak pernah lepas dari perubahan yang terus-menerus. Kedinamisan peradaban tersebut dimulai dengan pengetahuaan yang terbentuk dari sebuah pengalaman pribadi atau dari orang lain yang lebih dulu mengetahui suatu pengetahuan yang kemudian diajarkan pada seorang atau komunitas masyarakat yang lain.
      Manusia pertama yang mengenal sistem pendidikan pertama kali adalah nabi adam. As. pada waktu itu Ia mendapat pengajaran langsung dari Allah swt.
Allah swt. Mengajarkan pada nabi Adam nama-nama yang ada di bumi. Dan selanjutnya Allah swt. Memamerkan keberhasilan nabi Adam dalam menerima pendidikan tersebut pada seluruh malaikat.
seperti dijelaskan dalam surah al baqoroh ayat 31  

" Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

      Menyimak prosesi pendidikan yang diterapkan Allah pada nabi adam maka dapat disimpulkan bahwa yang terpenting untuk memulai pendidikan pada seseorang yang baru mengenal lingkungan adalah dengan mengajarkan tentang nama-nama dari materi di lingkungannya. Nabi Adam as. pada waktu itu menjadi manusia pertama yang baru saja mengengal lingkungan yaitu “dunia” dimana sebelumnya Adam adalah penghuni surga. Dan Allah memulai pendidikannya pada nabi Adam dengan mengenalkan nama-nama materi yang ada di bumi.
       Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan yang efektif diterapkan pada anak didik yang baru mengenal lingkungan atau komunitas yang baru adalah dengan memperkenalkan nama-nama, identitas materi atau tempat yang ada disekitarnya. Dengan mengetahui nama-nama materi disekitar, anak didik akan dengan mudah melanjutkan pendidikannya dengan lebih lanjut.
        Dalam sistem  pendidikan yang sudah diterapkan dan yang sudah sering kita lihat, banyak menerapkan metode pengenalan nama tersebut. Seperti dalam pelajaran bahasa inggris tingkat sekolah dasar. Metode awal adalah dengan mengenalkan bahasa inggris dari benda sekitar yang mudah di temui. Atau prosesi MOS atau OSPEK bagi calon siswa baru. Dalam  MOS atau OSPEK anak didik sebagai masyarakat baru dilingkungan sekolah dikenalkan pada sesuatu yang berkenaan dengan satuan pendidikan terkait, tentang denah lokasi, peraturan, tata tertib dan banyak hal yang berhubungan dengan pemaksimalan proses pendidikan yang akan ditempuhnya. Metode tersebut sangat layak diaplikasikan dengan menimbang nilai efektifitas yang sangat besar. Dampak positif yang diterima anak didik manakala ia dimaksimalkan dalam penguasaan nama-nama atau identitas-identitas tentang materi yang berhubungan dengan konsen pedidikannya, akan berdampak pada menguatnya rasa percayara diri untuk menguasai materi pelajaran dengan lebih efisien.
        Anak didik yang banyak menguasai banyak definisi-definisi, rumus-rumus atau kosa-kata akan cenderung lebih siap untuk menguasai secara penuh terhadap pembahasan materi pendidikan yang lebih mendalam dibandingkan dengan anak didik yang kurang menguasainya.
Ketika sang guru sudah mengajarkan banyak hal tentang nama-nama, kosa-kata kosa-kata, atau devinisi-devinisi yang dibutuhkan anak didik dalam konsen pendidikan yang dipilih dan ditempuhnya, maka selanjutnya tugas anak-didik adalah menghafalkan dan memahami yang diajarkan sang guru diluar kepala.
Menurut fakta dilapangan, seseorang yang dianggap mumpuni dalam satu bidang keilmuan, yaitu seorang yang sangat hafal dan faham cabang ilmu yang dikuasainya. Dapat diilustrasikan manakala ada seorang yang sudah diakui tentang kepakarannya disatu bidang ilmu tertentu misalnya, sedangkan ia ketika ditanya tentang satu permasalahan yang seharusnya ia mampu dan mudah menjawabnya, ia berkata : “sebentar saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda sekarang, saya tidak hafal dan saya harus melihat buku, saya lupa jawaban dari pertanyaan anda”. Jika hal tersebut terjadi, apa yang terlintas dibenak si penanya terhadap kepakaran seseorang yang telah diakui banyak orang tersebut?, tentu semua orang akan ragu dan mempertanyakan tentang kepakaran orang tersebut. Begitu juga dengan seorang dosen atau bahkan guru besar sekalipun, kalau dalam memberikan materi dengan cara membaca, ia tidak hafal, maka para mahasiswa akan meragukan kepandaian seorang dosen tersebut. Berbeda jika si dosen dengan durasi tiga jam ia mampu memaparkan lika-liku materi dengan tanpa melihat buku sedikitpun, maka di mata mahasiswanya ia akan benar-benar diakui ke-dosenan-nya. Imam As Syafi’i berkata : Tidaklah seseorang dikatakan berilmu kecuali ilmunya sudah mendarah-daging

kolk, kediri 28-03-2013

Selasa, 12 Maret 2013

Ketika ‘Doa’ Hanya Sebagai Rutinitasku Saja …..

13345532501644969141

Ingatanku melayang, ketika pertama kali orang tuaku mengajarkan kami berdoa, untuk segala sesuatu yang akan aku lakukan. Mungkin sekitar 2 tahun ( jika benar, umur berapa tahun aku bisa mengingatnya ), kami ( aku dan adik2ku ) tidur di satu kamar, dan sebelum tidur, papaku duduk di sela2 kami ( aku dan adik2ku ), mengajarkan kami untuk mrelipat tangan dan tundukkan kepala serta berdoa,

Tuhan, kami mau bobo, lindungilah kami, Amin”

Begitu kira2 doa pertama kami jika mau tidur. Begitupun, jika kami mau makan, berjalan2 atau ke sekolah ( setelah kami bersekolah ). Dan begitu rutinitas kami dalam memulai kegiatan kami, yaitu selalu berdoa, walau hanya terbatas kata2 yang sederhana …..

Ketika masing2 dari kami, sudah mulai bisa merangkai kata2 untuk berdoa, orang tua kamipun hanya membimbing lebih ‘jauh’ dan kami perlahan bisa membuat doa, sesuai hati kami dalam
nama Tuhan. Jaman sekolah, sampai lulus kuliah, doaku terutama tentang kehidupkan sekolahku, bahwa aku ingin sekali membanggakan orang tuaku untuk bisa lulus sekolah dengan berprestasi, sehingga doaku menjadi rutinitas bagiku, di sela2 sekolah dan kuliahku yang memang padat …… 

Tetapi, aku tetap berdoa, apapun bentuknya. Aku tetap menundukkan kepala dan melipat tanganku untuk sedikit ‘berbicara’ pada Tuhan walau hanya sebentar ….

Setelah aku mulai bekerja, doaku lebih banyak untuk meminta berkat sebagai pekerja untuk bisa melakukan sesuatu bagi banyak orang. Aku tetap berdoa, walau setelah bekerja, doa hanya merupakan sebuah rutinitas saja, di sela2 kesibukanku sebagai pekerja eksekutif muda di kota metropolitan. Aku juga tetap terus mendoakan keluargaku, orang tuaku, walau sepertinya, seingatku, doaku hanya sebatas di kulitnya saja, tanpa aku mau ‘bersekutu’ dengan NYA …..

Dalam pernikahanku, doaku bertambah, untuk juga mendoakan keluargaku sendiri, suamiku dan anak2ku, sampai kami bercerai dan aku menyandang sebagai ’single parent’ Doaku tidak putus2nya, apa yang aku inginkan dan aku butuhkan. Tetapi, Tuhan tetap mengatakan ‘tidak’ sebagai jawabanku, ketika aku menginginkan bahwa kita tidak bercerai …..

Doaku terus berubah, sejalan dengan kebutuhanku. Dan ketika aku terserang stroke 2 tahun lalu, aku benar2 berubah, doaku bukan hanya sekedar ‘rutinitas’ belaka walau rutinitas itu tetap membuat aku selalu berusaha untuk ‘bersekutu’ dengan NYA. Aku sungguh2 berdoa, senantiasa berdoa dan dalam doaku tetap aku selipkan kepercayaanku pada Tuhan, untuk DIA tetap akan mengabulkan doaku JIKA DIPANDANG YANG TERBAIK UNTUKKU, bukan sekedar keinginanku …..

Seiring dengan perjalanan waktu dan umurku yang terus bertambah, doaku mulai berkembang kearah persekutuan dengan NYA, ketika aku mulai menjalani kehidupanku yang mulai sarat dengan pencobaan. Sebelum menikah, hidupku masih sekedar ‘bersenang2′ saja, sekolah, menjalankan pertemanan dan berbahagia dengan keluarga serta orang tuaku. Tetapi, setelah aku berumah tangga, aku melihat bahwa hidupku mulai banyak onak duri. Mulai tentang sakitku dalam melahirkan anak2ku, sampai perceraianku. Dan setelah aku stroke, doaku lebih menitik beratkan bahwa keinginanku hanya untuk memuliakan nama NYA ……

Tentu aku masih manusia biasa. Walau keinginanku sebagai penyandang pasca stroke dalam keterbatasan, untuk hanya memuliakan nama Tuhan, tetapi di belakangku ada keinginan yang lain. Bahwa aku masih harus membesarkan anak2ku sampai Tuhan ‘melepas’ku  sebagai orang tua mereka. Aku masih harus bertanggung jawab untuk mereka, termasuk bertanggung jawab untuk ‘kebahagiaan’ orang tuaku. Doaku semakin lengkap. Bukan hanya keinginanku untuk beranggung jawab kepada anak2ku serta orang tuaku, tetapi keinginanku untuk terus memuliakan nama NYA. Aku sudah tidak menginginkan apa2 lagi, kecuali untuk itu. Kehidupanku sebagai penyandang pasca stroke dalam keterbatasan, menjadi ‘batu sandungan’ bagi beberapa orang untuk bisa terus menemaniku. Walau aku sangat mengerti tentang itu, ku tetap tidak putus2nya mendoakan untuk Tuhan tetap bisa memberikan hidupku lebih baik lagi dalam berkegiatan, sehingga aku tidak merepotkan banyak orang …..

Ketika Tuhan mengatakan ‘tidak’ dalam doaku ( lihat tulisanku “Tuhan Ada Dimana? Mengapa Tuhan Tidak Mengabulkan Doa Kita?” ), aku cepat tersadar, bahwa aku harus selalu hanya bersandar pada Tuhan, dan bukan pada manusia. Karena manusia hanya sementara, termasuk orang tuaku. Hanya pada tanganTuhanlah, yang bisa aku bisa berpegang, untuk terus berharap, bahwa hidupku akan terus ditemani oleh Tuhanku …..

Kecewa? Apakah kita kecewa ketika doa kita tidak dikabulkan oleh NYA? Sebagai manusia biasa, tentulah kita sangat kecewa. Tetapi, tetap cepat sadar, bahwa seperti yang akutuliskan di posting diatas, bahwa waktu kita itu tidak sama dengan waktu Tuhan. Sehingga buat apa kita kecewa? Kecewa boleh2 saja, tetapi cepatlah sadar. Bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita ……

Kehidupan doa-ku yang sebagai rutinitas saja, sering membuat aku berpikir, bahwa begitu banyak yang aku inginkan untuk Tuhan mengabulkannya, tetapi ternyata aku sering menyia2kannya. Walau aku tetap bersandar pada NYA, kadang kala doaku ‘tersingkir’ oleh rutinitasku dalam bekerja atau dalam keegoisanku sebagai  manusia. Tetapi dengan sabar tetap memberikan yang terbaik bagiku dan keluargaku. Keegoisanku sebagai manusia benar2 membuat aku malu, bahwa apapun keadaannya, Tuhan selalu mengasihiku dan menemaniku, walaupun aku berkeluh kesah dengan keadaanku …..

Aku memang manusia biasa, apalagi, aku hanya penyandang pasca stroke yang dalam keterbatasan. Teman dan sahabat2ku sudah jauh ‘diujung’ sana, dengan tubuh yang sehat dan kesempatan yang luas sebagai orang2 yang berkembang dalam waktu. Tetapi, aku hanya masih ‘disini’ saja, ‘berjalan’ ditempat. Wajar, jika mereka ‘meninggalkan’ku, bukan karena memang mereka mau meninggalkan aku dan tidak mau memperhatikan dan meyayangaiku sebagai sahabat mereka lagi, tetapi aku memang sudah tidak bisa lagi mengikuti mereka, karena keterbatasanku.

Tetapi, sahabat,
Apapun keadaan kalian, baik suka ataupun duka, apapun kebutuhan dan keinginan kalian, tetaplah terus berdoa. Karena, aku sudah menyaksikan dan berkesaksian, bahwa doa merupaka ‘alat’ untuk berhubungan dengan Tuhan, dan melalui doa, Tuhan ‘tahu’ apa yang kalian butuhkan dan inginkan ( walau aku sangat yakin, bahwa Tuhan tahu sekali apa yang kalian butuhkan dan kalian inginkan, walau kalian tidak berdoa ). Dalam doa, Tuhan bisa ‘mengingatkan’ pada kalian, bahwa DIA ingin selalu ‘menemani’ kalian, apapun keadaannya …..

Ketika doa sudah merupakan rutinitas, tetap percaya, bahwa doa akan tetap terus menjadi sandaran kita dalam permasalahan kita, sebagai manusia biasa, di dalam keegoisan kita …..
*Jika aku ‘menggurui’ kalian, hanya permintaan maaf saja yang aku harapkan*
Tuhan sedang ‘menegurku’, untuk terus berdoa dan bersekutu dengan NYA, bukan hanya aku berdoa sebagai rutinitas saja …..
Salam …..

Kondisi Darah Manusia Ketika Berdoa, Sedih, Takut dan Jatuh Cinta

Berita Aneh Tapi Nyata- Sebuah penelitian dilakukan oleh pakar EFT (Emotional Freedom Techniques) untuk menunjukkan bagaimana kondisi darah manusia disaat normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat berdoa.

Pakar EFT yang bernama Dr. Felicy tersebut mengambil sampel darah seorang pasien bernama Rebecca, kemudian memotretnya dengan menggunakan “darkfield microscope” yang dihubungkan dengan monitor komputer.

Dan tampaklah perubahan drastis pada darah Rebecca tersebut setiap kali emosinya berubah. Berikut ini adalah foto darah seorang Rebecca sebelum dan sesudah melakukan EFT.

Kondisi darah saat sedih
Rebecca melakukan EFT dengan mengundang emosi “sedih” dengan cara memikirkan saat-saat sedih sampai dia menangis, lalu sang pakar EFT mengambil sampel darahnya.



Kondisi darah saat sedih,Sel darah begerak cepat dan berbentuk air mata

Kondisi darah saat merasakan cinta
Lalu Rebecca menggunakan EFT untuk mengundang energi “cinta” untuk memasuki tubuh dan darahnya. Dan seketika darahnya kembali normal, dan sel-sel darah bergerak dengan indah dan timbul substansi yang berkilauan dalam cairan darah.



Kondisi darah saat merasakan cinta,Sel darah bergerak pelan dan cenderung berkumpul

Kondisi darah saat merasa takut
Satu kenyataan menarik pada sampel darah saat “sedih” terjadi perubahan seperti pada sampel darah saat “merasakan cinta”. Jadi walaupun darah itu sudah meninggalkan tubuh Rebecca ia tetap masih berhubungan dengan pemiliknya.

Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan terlihat berjauhan. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut.



Kondisi darah saat merasa takut,Sel darah bergerak tidak beraturan dan berjauhan dengan sangat cepat

Kondisi darah saat berdoa
Lalu Rebecca mecoba untuk memikirkan “sifat feminine Tuhan”, yang dalam keyakinan agamanya ia sebut “divine mother”, sifat penyayang, penyantun dan pemelihara. Dan memohon kepada-Nya untuk menyalurkan energi feminine itu kedalam tubuh dan darahnya. Saat berdoa tersebut, Rebecca merasakan seperti ini,

“saya merasakan gelombang energi yang begitu besarnya menyelimuti diri saya, saya sampai menangis bahagia karenanya” Saat sampel darah Rebecca diambil setelah berdoa dan merasakan pengalaman religius itu, kemudian dilihatkan dibawah mikroskop yang dihubungkan dengan komputer, semua yang hadir dilaboratorium itu seketika terdiam dan terpana karena melihat kondisi darah yang sama sekali berbeda dengan yang lain.



Kondisi darah saat berdoa,Timbul substansi putih berkilauan, darah bergerak pelan dan sangat teratur

Cairan darahnya sangat cerah, gerakan sel darah sangat tenang seakan bergerak dengan penuh kedamaian, muncul banyak substansi yang berkilauan. Di dalam sel darah terdapat substansi yang bercahaya dan berdenyut seperti denyutan jantung mini.

Sangat luar biasa bukan??!... ini merupakan bukti betapa besar kekuasan Tuhan YME, setiap inci dari tubuh kita bahkan darah pun bisa berubah sesuai dengan emosi kita.. so, emosi kita mempengaruhi kesehatan kita juga..

Dari berbagai sumber yang di kumpulkan.

Inilah Mahluk Hidup Yang Mungkin Tidak Sengaja Kita MAKAN

Berita Aneh Tapi Nyata- Karena ukurannya yang teramat kecil dan susah untuk dilihat dengan kasat mata ( mahluk halus yang bukan mahluk ghaib ) kutu-kutu ini seringkali secara tidak sadar terhirup oleh kita melalui udara dan debu yang banyak bertebaran disekitar kita, bahkan beberapa kita telan bersama makanan dan minuman yang ada.

Semula kita mungkin tidak seberapa kaget atau merasa ngeri kala mendengar bakteri dalam debu yang teramat kecil itu terhirup. Namun yang lebih mengerikan lagi adalah ketika kita melihat bagaimana bentuk mereka sesungguhnya. Pikiran Anda langsung akan teringat gambaran sebagaimana mahluk luar angkasa dan monster-monster ngeri yang menakutkan.

Ini dia gambar-gambarnya :