Jumat, 23 November 2012

Makna Dari Puisi


ATN - Sebuah Puisi bukan untuk diri kita sendiri.... Tapi buat semua orang.... Apakah itu suatu sindiran,, kenangan,, ungkapan,, jeritan hati,, renungan,, atau suatu pengalaman kita....

Puisi membuat kita sadar akan kata-katanya.. Puisi juga mencakup berjuta makna dalam kehidupan kita.. Namun masih banyak juga orang yang menjengkal puisi....

Coba baca Puisi di bawah ini:

PAHLAWAN, PERMAISURI DAN TUAN PENJAHAT.
Oleh: Klik
Pada: 27 February 2012
Pukul: 17.25 WIB
Di: Pematang Siantar, Sumut - Indonesia

Cinta adalah seperti sebuah cerita ..

Ada pahlawan yang menyukai Permaisuri .. Dan ada seorang penjahat yang mencoba menyatakan cintanya kepada Permaisuri yang sama..

Mengapa selalu penjahat kalah sama pahlawan ??
Bkan karena penjahat lemah .. Dan bukan pula dia bodoh.. Dalam hatinya mngkin belum saatnya.

Satu hal yang pasti.. Karena kenyataannya ..

Tuan penjahat mencintai permaisuri lebih dari cinta pahlawan itu kepada permaisuri. Cinta yang tulus, pengertian dan penjahat itu telah tobat dan berubah jadi orang yang ramah dan rendah hati. Pada suatu saat nanti, sang permaisuri akan menyadari semua itu.. Dan, saat-saat itulah yang sedang di nantikan tuan penjahat.

Bagi tuan penjahat itu, dia tidak mengerti apa arti cinta. Dia tak bisa menilainya. Namun, apa yang dia lakukan selama ini, itulah bagi dia arti cinta.

Tuan penjahat tersenyum. Dia selalu tersenyum hadapi kenyataan dan selalu berdoa. Dia tersenyum bukan dia kurang waras tapi, "Untuk membuktikan bahwa cintanya itu kekal abadi dan tulus, dia tidak tau".

Dia selalu bercerita diatas kertas. Melalui pena dan air mata, dia ceritakan sedihnya. Dan dia critakan pula kemenangan pahlawan itu.

Hingga suatu saat dia menulis puisi ilusi untuk permaisuri,
"Saat kamu berkata unutk meninggalkan aku,
Mungkin aku akan pergi meninggalkanmu sesaat,
Memberimu waktu untuk menenangkan dirimu sendiri,
Tetapi pada saat saat itu, hatiku tidak akan pernah meninggalkanmu
Dan sewaktu kau jauh dariku, aku akan selalu mendoakanmu dengan air mata.
Dan ku harap, suatu hari kau membaca puisiku ini"

Sumber puisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar