Kamis, 14 Juli 2011

Apa itu Tajalli

Sebagai hasil mujahadah (melawan nafsu) dalam takhalli dan tahalli , kita akan memperolehi tajalli. Iaitu sejenis perasaan yang datang sendiri tanpa memerlukan usaha lagi. Agak sukar untuk dituliskan atau digambarkan dengan bahasa. Apakah yang dikatakan tajalli? Yang sebenarnya ia adalah sejenis perasaan yang bersifat maknawiah (zauk), yang hanya mungkin dimengertikan oleh orang-orang yang mengalami dan merasainya. Sepertilah kemanisan gula, tidak akan dapat digambarkan secara tepat oleh orang yang belum pernah merasakan manisnya gula.

Tajalli secara ringkas, secara asas dan secara mudah difahami ialah perasaan rasa bertuhan, rasa dilihat dan diawasi. Hati seakan-akan tajam, hidup, nampak dan terasa kebesaran Allah. Ingatan dan rindu penuh tertuju pada Allah. Hati tenggelam dalam kebesaran-Nya atau dalam mencintai-Nya dengan tidak putus-putus lagi. Harapan dan pergantungan hatinya tidak lagi pada yang selain dari Allah. Dirasakan oleh hatinya bahwa seluruh amal bakti yang dibuatnya, adalah karena dan untuk Allah semata-mata. Atau hadiah daripada Allah kepadanya. Apa saja masalah hidup, dihadapi dengan tenang dan bahagia. Tidak ada pun kesusahan dalam hidupnya. Sebab semua itu dirasa pemberian dari Kekasihnya, Allah SWT. Kalau begitu, bagi orang-orang yang beriman, dunia ini sudah terasa bagaikan Syurga. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan sejati dan kebahagiaan abadi yaitu kebahagiaan hati.

Sebatas ini yang mampu saya gambarkan rasa tajalli yang agak rasional yang dapat diuraikan secara ilmiah. Yang selebihnya, lemahlah tinta untuk menulisnya. Hanya siapa yang dapat, dia akan merasakannya dan tidak dapat berbagi dengan orang lain pula. Kalau coba juga diceritakannya, akan menimbulkan fitnah di sisi orang-orang yang jahil (tidak paham). Sementara orang-orang yang hasad dengki pula akan mengambil peluang menuduhnya sesat, kafir atau zindik (atheis). Dalam soal ini ada seorang Sahabat Rasulullah SAW pernah berkata: “Kalau aku sampaikan apa yang terasa dalam hati ini, orang akan menuduh aku kafir dan lantas membunuh aku.”

Sumber: http://kawansejati.ee.itb.ac.id/12-cara-memimpin-hati#TAJALLI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar