Selasa, 12 Juli 2011

Interaksi Jasad Batin Manusia



Beberapa waktu lalu saya sudah pernah menulis tentang 4 unsur manusia, yaitu bahwa manusia mempunyai 1 unsur fisik dan 3 unsur batin sebagai berikut:

  1. tubuh fisik
  2. hati
  3. akal
  4. nafsu

Pada tulisan ini saya ingin mengkaji lagi interaksi antara unsur-unsur tersebut dengan dunia di luar manusia.

Peranan 4 unsur tersebut secara singkat adalah sebagai berikut:

  • Tubuh fisik tentunya sudah jelas, tidak perlu diuraikan lagi karena inilah yang terlihat jelas kita pakai untuk aktivitas sehari-hari. Tubuh fisik ini ikut saja apa kata hati, sehingga tubuh fisik ini dapat diumpamakan sebagai rakyat dalam suatu negara.
  • Hati fungsinya merasa. Dia lah yang memimpin bagian lain, sehingga dapat diumpamakan sebagai raja dalam suatu negara.
  • Akal fungsinya berfikir, mengolah informasi dan pengetahuan yang ada untuk menjadi hal baru. Akal ini dapat diumpamakan sebagai ulama dalam suatu negara.
  • Nafsu pada umumnya senantiasa mengajak kepada perbuatan jahat, sehingga posisinya seakan sebagai penjahat dalam suatu negara.

Dalam interaksi dengan dunia luar, 4 unsur ini juga punya peranan masing-masing.

Tubuh fisik berperanan untuk berinteraksi dengan dunia luar secara fisik. Tubuh fisik tidak melakukan pengolahan informasi. Informasi yang diterima oleh panca indera diberikan ke tubuh batin (nafsu , akal , hati), demikian juga informasi dari tubuh batin diterima oleh tubuh fisik sebagai perintah untuk dilaksanakan.

Akal melakukan proses berfikir berdasarkan informasi yang diterima sebelumnya. Ilmu-ilmu yang dapat diterima antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Ilmu agama
  2. Ilmu dunia
  3. Ilmu-ilmu lain yang sifatnya tersurat (kelihatan nyata)

Ilmu yang diterima akal ini paling tinggi bersifat kepahaman saja, artinya mendudukkan informasi yang diterima secara terstruktur dan mengetahu hubungan informasi yang ada satu sama lain. Proses berfikir ini tidak sampai menjadi penghayatan maupun perasaan.

Contoh kerja akal ini misalnya pada waktu kita mempelajari suatu ilmu, entah itu ilmu agama maupun ilmu dunia. Akal dapat belajar dengan jalan membaca, mendengar, meraba. Ilmu yang diterima dapat diingat / dihapal. Lebih jauh lagi ilmu tersebut dapt dipahami sehingga dapat dipakai untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan, misal soal berhitung dan soal essay. Kerja akal ini ibarat komputer yang dapat mengingat dan memproses informasi, namun tidak mempunyai perasaan.

Hati menerima ilmu jenis lain, yaitu ilmu-ilmu yang sifatnya tersirat. Ilmu-ilmu ini antara lain:

  1. Ilmu hikmah
  2. Wahyu (untuk para nabi & rasul)
  3. Ilham / Ilmu laduni
  4. Ilmu-ilmu lain yang sifatnya tersirat.

Pada para nabi/rasul, ilmu wahyu yang diterima tidak memerlukan ilmu asas sama sekali, sedangkan pada orang selain nabi/rasul, ilmu hikmah/ilham/laduni yang diterima memerlukan ilmu asas yaitu ilmu agama asas yang telah ada di akal. Ilmu agama asas ini maksudnya adalah ilmu aqidah, ilmu syariat, ilmu tasawuf, dan lain-lain ilmu alat seperti ilmu tafsir, ilmu hadis, bahasa arab dan lain sebagainya.

Hati diperlukan sebagai sarana untuk menerima ilmu hakekat/makrifat. Ilmu hakekat/makrifat ini diperlukan untuk menjalankan amalan tasawuf. Ilmu hakekat ini seringnya berupa perasaaan, ataupun sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, jadi memang tidak dapat ditransfer melalui panca indera saja.

Berikut ini beberapa contoh pengamalan Islam dari sisi kerja akal dan kerja hati:

  • Ada orang-orang yang belajar agama Islam sampai paham, namun tidak sampai menjadi keyakinan maupun amalan. Contohnya adalah orang-orang Orientalis.
  • Ada orang-orang yang belajar agama Islam sampai paham, diamalkan dalam perbuatan sehari-hari, namun dalam hatinya sebenarnya menolak Islam. Ini adalah golongan munafik.
  • Ada orang yang belajar Islam, meyakini Islam, melaksanakan syariat Islam, namun perangainya masih kasar, banyak mazmumah. Artinya pengamalan tasawufnya masih susah. Hatinya sudah menerima Islam, namun masih ada penyakit-penyakit batin di dalam dirinya.
  • Ada orang yang belajar Islam, meyakini Islam, melaksanakan syariat Islam, dan akhlaknya baik. Ini adalah orang yang hatinya sudah bersih dari penyakit-penyakit batin.

Nafsu secara bawaan adalah mengajak hati kepada kejahatan, kecuali nafsu yang sudah terdidik. Nafsu yang jahat juga dapat menjadi jalan bagi syaitan untuk memasukkan bisikan-bisikan ke dalam hati.

Penutup

Pada saat ini yang umum dipelajari orang adalah ilmu melalui akal saja, terutama di sekolah formal dan perguruan tinggi. Di sisi lain, perkara hati ini tidak mendapatkan ilmu hati yang sesuai, sehingga akal maju namun hati jalan di tempat.

Ringkasnya: dari akal sampai ke akal, dari hati sampai ke hati. Ilmu dari buku-buku yang kita baca itu hanya sampai di akal, sedangkan supaya ilmu sampai dihayati di hati perlu teknik tersendiri.

Akal mampu berfikir yang jauh-jauh dan hebat-hebat, namun hati masih banyak mazmumah/sifat jahat. Kita lihat banyak orang pandai, namun kepandaiannya dipakai untuk berbuat jahat. Kalaupun tidak berbuat jahat, kebaikannya tidak dapat mengimbangi kejahatan yang dibuat orang lain, sehingga kehidupan di masyarakat menjadi sangat tidak menyenangkan.

Untuk itu perlulah manusia di hari ini untuk memperbanyak fokus amalan hati, terutama dengan mencari guru Mursyid yang dapat membimbing hati manusia dengan melakukan transfer rasa kepada anak muridnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar